
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH)
Nyabuk Gunung Universitas Negeri Yogyakarta secara resmi menyerahkan policy
brief kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang pada Rabu
(24/9). Penyerahan policy brief dilakukan oleh anggota tim, Isnaini Putri Ayu
didampingi oleh dosen pendamping, Dr. Firstya Evi Dianastiti, M.Pd.. Berkas
policy brief diterima langsung oleh Eko Prasetyo, S.E., pejabat Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kab. Magelang.
Pada hari yang sama, ketua tim, Rahmat Joan Pratama dan anggota, Resti
Aryani menyerahkan berkas policy brief kepada Dinas Pendidikan Kab. Sleman.
Berkas policy brief diterima oleh perwakilan dinas di kantor Dinas Pendidikan
Kab. Sleman. Selain menyerahkan berkas policy brief, tim PKM-RSH Nyabuk
Gunung juga menyerahkan contoh produk media pembelajaran hasil
pengembangan beserta modulnya. Produk berupa media pembelajaran ini
bernama “Eduteran”, yang dikembangkan sejak bulan Juli lalu dengan dana hibah
dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementrian
Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Riset yang dilakukan oleh tim PKM-RSH Nyabuk Gunung ini berupa riset
pengembangan media pembelajaran flash-card terintegrasi augmented-reality
yang bermuatan materi kearifan lokal Nyabuk Gunung. Media ini ditujukan
sebagai sarana pembelajaran edukasi mitigasi bencana tanah longsor bagi siswa
SD. Adapun latar belakang riset ini adalah menyoroti tingginya kejadian bencana
tanah longsor di Indonesia, khususnya di Kab. Magelang.
Temuan riset ini adalah penggunaan media pembelajaran Eduteran efektif
dalam meningkatkan pengetahuan siswa SD terkait mitigasi bencana tanah
longsor sekaligus pengetahuan tentang kearifan lokal Nyabuk Gunung. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan teknologi yang dipadukan dengan muatan
materi kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk pembelajaran yang lebih relevan
dan dekat dengan siswa.
Baik pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang maupun
Dinas Pendidikan Kab. Sleman menyambut baik penyerahan policy brief ini.
Harapannya, pengembangan-pengembangan media pembelajaran seperti ini
semakin ditingkatkan serta diperluas untuk berbagai macam topik pembelajaran
dan lintas jenjang kelas. Penggunaan teknologi yang disertai dengan pelestarian
kearifan lokal diharapkan pula menjadi solusi dua langkah untuk merespon
terkadap perkembangan global tanpa meninggalkan tradisi lokal.