STUPA Tunjukkan Fleksibilitas Gamelan

FBS-Karangmalang. Siapa bilang alat musik gamelan itu kuno dan tidak layak dikonsumsi kaum muda? Jawabannya ada di Stage Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) pada jumat (9/3/2012).

Mengusung tema “The Incredible of Culture”, grup musik STUPA mampu menunjukkan kefleksibilitasan alat musik gamelan. STUPA yang bergenre ethnic modern contemporer ini memang memiliki ciri khas dengan permainan gamelannya.

Pada malam itu STUPA memberikan suguhan spektakuler lewat kolaborasi dengan brass section (D'Vorsir), string ensemble (Sek sing sue), choir (Vocalista Brillante), percussion ensemble (Afro Djava) dan dancer (Star Dance).

Kolaborasi yang dipunggawai oleh mereka mahasiswa pendidikan seni musik, seni rupa, dan seni tari itu menegaskan bahwa gamelan mampu berkomunikasi dan berdialog dengan zamannya.

Melalui konser tersebut, STUPA berharap bisa menularkan semangat apresiasi budaya Indonesia kepada mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Harapan lainnya, konser tersebut dapat dijadikan media ekspresi dan eksplorasi kaum muda terhadap gamelan dan alat musik modern.

“Saat ini ada 34 Negara di Dunia yang mewajibkan gamelan sebagai pelajaran wajib di sekolah, bukan saatnya lagi kaum muda melupakannya. Budaya adiluhung Indonesia tidak serta merta hanya dijadikan alat kapitalis saja, hargai apa yang Indonesia miliki selagi kita bisa.” pesan salah satu personel STUPA saat diwawancarai. (Fitriananda)