Kolaborasi FBS-FT Menampilkan 12 Garapan Seni yang Memukau

FBS-KARANGMALANG (5/6). Stage Tadjokusuma kembali dimeriahkan dengan pentas Koreografi Tiga. Pentas Kolaborasi Seni Pendidikan Karakter (Kolaborasi Sendikar) ini merupakan kerjasama yang pertama antara FBS dan FT. Kolaborasi ini melibatkan 76 mahasiswa Tata Busana, 43 penata rias dari Tata Rias, 23 Koreografer Jurusan Seni Tari, serta 40 mahasiswa Menejemen Produksi yang mengatur jalannya roda pertunjukkan dari kelas Menejemen Pertunjukkan Pendidikan Seni Tari semestaer 4.
Pertunjukan yang melibatkan 182 mahasiswa ini menampilkan pagelaran tari selama 3 hari berturut-turut. Pada Kamis (3/6) diadakan gladi bersih yang melibatkan personil lengkap dengan pemain musik, Jumat (4/6) diadakan penilaian oleh dosen dari masing-masing Prodi serta tamu undangan dan pada Sabtu (5/6) digelar puncak acara Koreografi 3 dan acara ini dibuka secara umum.
Ketua Panitia Menejemen Pertunjukkan menuturkan  awalnya Ia tidak bisa membayangkan bentuk kerjasama ini.  “Memenejemen 182 mahasiswa, 81 penari serta puluhan pemain musik ya baru kali ini, tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar, kelas manejemen pertunjukkan juga berhasil melaksanakan tugas, kebetulan tahun ini semester 4 ketiban sampur (mendapat tugas) yang masuk mata kuliah Menejemen Seni Pertunjukan sebanyak 2 SKS,” tutur Danang Anikan Fajar.
Tria Rafika, mahasiswa Menejemen Pertunjukkan, sekaligus Sie Publikasi, menuturkan, “Acara yang terkesan mewah ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kalau dulu Koreografer selain menata gerak, iringan, juga manata busana dan rias karakter. Maka tahun ini, penataan tersebut dikelola oleh masing-masing fakultas. Untuk penataan rias dan busana langusung diambil ahli Fakultas Tehnik, sedangkan untuk penataan tari diambil ahli oleh FBS. “
Yang pasti, menurut Seksi Publikasi ini, tiap satu penampilan terdiri dari 8 penari yang  melibatkan 2 koreografi, 8 penata busana yang mendesain satu penari satu desaigner, dan 3-4 penata rias. Selain itu, lanjutnya, pentas Kolaborasi ini menampilkan 12 garapan, dimana satu garapan terdiri dari 5 sampai 9 personil.
Dua belas garapan tersebut antara lain, INDHEL (Penggambaran aktivitas pembuat gula merah dari Purbalingga yang dituangkan dalam gaya Banyumas), SEMAR (penggambaran tokoh semar seperti dalam cerita wayang), ANTHEPING KATRESNAN (penggambaran kisah cinta Prabu Brahma Kumbara), NYEMAT (Berharap mengubah nasib dengan mengutamakan kebersamaan), BATU BELAH BATU BETANGKUP (Penggambaran kutukan dari seorang ibu terhadap anaknya yang durhaka), KIANG BELAGAG (Terinspirasi dalam cerita Qarun yang bercerita tentang harta karun, hingga Qarun lupa diri), PENGIMPEN (menggambarkan tokoh yang sedang jatuh cinta, sehingga dimana-mana terbayang wajah yang diimpikannya) RUMANGKANG (terinspirasi dari R.A Kartini sosok wanita yang ingin bebas dari belenggu), TERAH KUDU DILAKONI ( terah bahasa dari Ponorogo, tarian yang menggambarkan nasib TKW di luar negeri), BEBAUR (karya tari ini menggambarkan kegembiraan para bujang Melayu dengan gadis Cina di Pulau Bangka), MULI BESIKOP (penggambaran keagungan sikap yang harus dimiliki Muli Lampung gadis yang memikat kaum pria), dan TRESNANGKARA (tarian yang menggambarkan cinta yang dilandasi hawa nafsu tidak akan bertemu dengan cinta sejati). (Arum)