Skip to main content

   Indonesia   |    English

CAPTCHA
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
  • Reset your password

Main Menu - En

  • Profile
    • History
    • Vision and Mission
    • Faculty Leaders
    • Lecturers
    • Facilities
    • Faculty Profile Video
  • Department
    • Indonesian Language and Literature Education
      • Indonesian Language and Literature Education
      • Indonesian Language and Literature
      • Master of Indonesian Language and Literature Education
    • Fine Art Education
      • Craft Education study program
      • Fine Art Education study program
    • English Language Education
      • English Language Education study program
      • English Literature study program
      • Master of English Language Education study program
    • French Language Education
    • German Language Education
    • Dance Education
    • Music Education
    • Javanese Language Education
    • Master of Applied Linguistics
    • Master of Art Education
    • Language Education Science
  • Academic
    • Admission
    • Accreditation
    • Calendar
    • Regulations
    • Lesson Plan
  • Student and Alumni
    • Students
      • Academic information system
      • Activities and Achievements
      • E-Learning
      • E-Library
        • Direct Access Journal
        • E-Journal Student
        • E-Journal
        • Online Catalog
        • E-Services
        • Registration
        • Single Tuition Fee
      • Alumni
        • Alumni information system
        • Career
        • Tracer Study
  • Partner
    • Cooperation Document
    • Domestic
    • International
  • Publication
  • Quality Assurance
    • Quality Assurance Unit (QAU)
      • Vision & Mission
      • Organizational Structure
      • Homepage
      • Document
        • Report
        • Standar Operational Procedure
        • Download
        • Additional Document For FIBAA
      • Online Survey
        • Monitoring and Evaluation of the Teaching and Learning Process
        • Lecturer Satisfaction Survey
        • Student Satisfaction Survey
        • Alumni Satisfaction Survey
        • Graduate User Satisfaction Survey
        • Building User Satisfaction Survey
  • Facilities
    • Building and Classroom
    • Library
      • Central Library Building
      • Digital Library Building
      • Faculty Library Building
      • E-Library (Digital Collection)
    • Laboratory
    • Guesthouse/Dormitory
    • Public Facilities
    • List of Faculty Rooms
    • Guesthouse/Dormitory
    • Office 365, Windows 10, Zoom Licenses
    • Wifi Network (Eduroam)

Breadcrumb

  • Home
  • Malaysia (Ternyata) Tidak Merampok

Malaysia (Ternyata) Tidak Merampok

By admin-berita | 9:13 AM WIB, Thu September 26, 2013

Isu “Perampasan Budaya” yang dilakukan oleh Malaysia terhadap berbagai produk budaya Indonesia awalnya membuat saya sangat berhati-hati mempersiapkan materi ajar Seni Visual di SMK Kulai Besar, Malaysia. Bagaimanapun, isu tersebut sangat sensitif. Pengakuan beberapa produk budaya diantaranya Reog dan lagu Rasa Sayange sebagai lagu asli Malaysia telah memicu kemarahan bangsa Indonesia. Menjadi serba rikuh ketika saya harus mengajar materi-materi tentang budaya (misal: batik) dalam kondisi sensitif tersebut. Tentu saja saya tidak mau kedatangan saya sebagai cikgu pelatih malah menambah runcing permasalahan walaupun dalam lingkup kecil di sekolah yang menjadi lokasi PPL saya.

Sejak awal kedatangan pada tanggal 26 Juni 2013 hingga kepulangan tanggal 29 Juli 2013, saya banyak menemukan hal-hal yang menarik dari kebudayaan Malaysia. Penduduk negara ini terdiri atas tiga kelompok besar: Melayu, Cina, dan India. Di samping itu ada kelompok orang asli namun hanya minoritas. Masing-masing kelompok masih memegang erat tradisinya. Budaya kedaerahan masih sangat kental. Misalnya saja soal bahasa, saya terbiasa mendengar orang-orang berbahasa Cina dan Tamil (India). Di banding gaya hidup Indonesia saat ini yang notabene homogen, satu sekolah saja di Malaysia sudah cukup menampakan 3 gaya hidup yang kontras, entah itu cara berpakaian maupun lainnya. Berada di satu sekolah, seolah sedang Cross Culture Understanding tiga negara: India, Cina, dan Indonesia.

Indonesia? Ya. Kelompok yang bahasanya dijadikan bahasa wajib selama proses belajar-mengajar itu bagi saya tak ada bedanya dengan Indonesia. Bertemu dengan orang-orang Melayu sama saja dengan pulang kampung ke Sumatera, tanah kelahiran saya. Nyaris tidak ada perbedaan.

Meski sudah berusaha menghindari diskusi rawan tentang isu ‘Perampasan Budaya’, beruntung, saya malah diajak duluan oleh beberapa orang, salah satunya Penolong Kanan (Wakil Kepala Sekolah) SMK Kulai Besar. Beliau mengeluhkan kenapa orang Indonesia bersikap negatif terhadap Malaysia. Lalu beliau menceritakan tentang asal-usul keluarganya yang berasal dari Jawa. Dan memang benar, jika kita bertanya kepada warga Melayu tentang asal-usul, mereka pasti akan menjawab ‘nenek moyang saya berasal dari Indonesia’ (kebanyakan dari Sumatera, Kalimantan, dan Jawa), meski entah kakek buyut generasi keberapa. Lalu cerita melebar ke sejarah beratus tahun silam.

Kembali ke Sejarah, memang Indonesia dan Malaysia merupakan tanah satu jiwa. Hanya saja di kemudian hari ada kesepakatan yang membuat Malaysia jatuh ke tangan Inggris dan Indonesia dikuasai Belanda. Sedangkan Inggris mendatangkan bangsa Cina dan Tamil untuk menjadi pekerja di Malaysia. Dengan perbedaan bentuk kolonialisme antara Inggris dan Belanda dalam tempo yang tidak singkat tentu telah membawa perubahan kepada masing-masing wilayah, namun karakter dan kebudayaan mendasar akan tetap ada. Maka, jangan terkejut jika ketika Anda mendapat kesempatan berjalan-jalan ke Malaysia Anda menemukan batik, kebaya, baju kurung, folklore, alat musik, makanan tradisional, dan produk kebudayaan lain dari bangsa Melayu yang sama dengan Indonesia.

Memang untuk zaman yang serba asobiyah terhadap negara sendiri ini, dimana batas-batas teritorial sebuah wilayah menjadi sangat penting dan didukung sikap nasionalis yang kuat, pencatatan hak cipta (secara individu maupun negara) menjadi solusi terbaik. Namun, sikap bijak dari setiap individu yang mengaku mencintai budaya sangat diperlukan. Memahami sejarah masa lampau dan kondisi saat ini menjadi penting. Tentu kepahaman yang mendalam akan membuat seseorang bisa bersikap toleran secara benar dan tidak mudah terpancing emosi terhadap isu yang beredar. (D.Wulandari/Humasfbs)

Fakultas di UNY

  • Fakultas Ilmu Pendidikan
  • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
  • Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya
  • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  • Fakultas Teknik
  • Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan
  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  • Fakultas Vokasi
  • Fakultas Kedokteran
  • Fakultas Psikologi
  • Fakultas Hukum
  • Sekolah Pascasarjana

Organisasi Mahasiswa

  • Badan Eksekutif Mahasiswa FBSB UNY
  • Student Organization of FBSB

Bagian dan Sub Bagian

  • Layanan Administrasi
  • Layanan Pendidikan
  • Unit Penjaminan Mutu FBS
  • Unit Layanan Keuangan dan Akuntansi
  • Layanan Umum Kepegawaian dan Perlengkapan
  • Layanan Kemahasiswaan dan Alumni
  • Unit Kerjasama dan Humas
  • Unit Kinarya Kuningan

Contact Us

Address: Colombo Street No 1, Yogyakarta 55281,
Phone (0274) 550843, (0274) 546719, Fax (0274) 548207
Website: http://fbsb.uny.ac.id
Email: fbsb@uny.ac.id;
humas_fbsb@uny.ac.id;

Googlemap

 

Copyright © 2025

Developed & Designed by Tim Website UNY