Yogyakarta – Suasana penuh antusiasme terasa di lantai 3 Gedung Moh. Yamin Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY, di mana Kuliah Umum bertajuk "Wawasan Global dan Strategi Kreatif untuk Mahasiswa, Alumni, dan Pendidik di Luar Disiplin Pendidikan Inklusif" sukses digelar dalam format hybrid. Acara ini menghadirkan dua narasumber internasional terkemuka dari University of Exeter (Inggris). Sesi pertama disampaikan oleh Dr. George Koutsouris. Dalam presentasinya bertajuk "Pedagogi Inklusif: Dari Perspektif UK", Dr. Koutsouris membagikan wawasan mendalam tentang bagaimana sistem pendidikan di Inggris mengembangkan pendekatan inklusif yang adaptif terhadap kebutuhan peserta didik yang beragam. Ia menekankan pentingnya fleksibilitas dan empati dalam membangun ruang belajar yang adil bagi semua. Sementara itu, sesi kedua dipandu oleh Prof. Kerry Chappell. Beliau yang mengangkat tema "Road STEAMer: Seni dan Budaya yang Transdisipliner dan Memberdayakan". Prof. Chappell memaparkan bagaimana seni dan budaya dapat menjadi jembatan untuk pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan transformatif. Ia memperkenalkan pendekatan transdisipliner berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang tidak hanya memberdayakan peserta didik, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar lintas bidang.

Dekan FBSB, Prof. Dr. Zulfi Hendri, M.Sn. menyampaikan dalam pidato pembukaannya bahwa diskusi yang hidup dan interaktif, baik secara langsung maupun daring, menunjukkan bahwa semangat inklusivitas kini semakin meluas ke berbagai lini pendidikan dan profesi. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang tukar gagasan, tetapi juga menginspirasi kolaborasi baru antara mahasiswa, alumni, dan pendidik dari berbagai disiplin.

Kuliah umum ini menjadi momentum penting dalam memperluas pemahaman dan penerapan prinsip pendidikan inklusif secara kreatif, lintas budaya, dan lintas disiplin. Dengan semangat kolaboratif yang kuat, diharapkan peserta membawa pulang semangat baru untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih terbuka dan merangkul semua keberagaman.

R. K. Herda