FBS UNY dan Keraton Sepakati Jaga Budaya dan Manuskrip Jawa

FBS UNY, KARANGMALANG – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama kampus-kampus di Yogyakarta untuk secara aktif terlibat dalam merawat kebudayaan Yogyakarta. Salah satu yang sedang dilaksanakan adalah mengembalikan manuskrip-manuskrip keraton yang sekarang tersimpan di British Library, setelah sebelumnya dirampas dalam Geger Sepoy pada 1812. “Sampai saat ini kami baru dapat mengakses dan mengembalikan beberapa naskah keraton dalam format digital,” ungkap KPH Notonegoro, selaku Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dalam audiensi dan sosialisasi Simposium Internasional “Javanesse Culture and Manuscripts” di FBS UNY, Jumat (22/2/2019).

Dari sejumlah naskah yang dapat dikembalikan tersebut, ternyata ada banyak khasanah budaya, nilai, dan pengetahuan yang selama ini belum dieksplorasi dan dikaji. Beberapa naskah tersebut tersebar di beberapa negara di Eropa. Proyek pengembalian naskah dalam bentuk digitalisasi merupakan langkah awal untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa yang selama ini hilang. Itulah sebabnya, menurut KPH Notonegoro, keterlibatan kampus sangat diharapkan.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Endang Nurhayati, selaku dekan FBS UNY menyambut baik rencana keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk melestarikan budaya Jawa sekaligus mengembalikan naskah-naskah keraton. “Ini merupakan langkah baik untuk merawat kekayaan budaya kita. Itulah sebabnya, kampus ini dengan segenap sumber daya yang dimiliki siap terlibat aktif. Keterlibatan kampus dalam proyek kebudayaan ini sejalan dengan semangat FBS UNY sebagai penjaga gawang kebudayaan,” tambahnya. Sebagai salah satu kantong kebudayaan di Yogyakarta, FBS UNY memiliki sejumlah potensi yang dapat didayakan bagi pelestarian budaya Jawa, antara lain seni tari, seni rupa dan kerajinan, bidang bahasa dengan kajian filologinya, dan sebagainya.

“Kami sangat gembira dengan proyek keraton ini dan berharap dapat terlibat aktif. Kampus akan turut nyengkuyung program perawatan kebudayaan. Kami siap dan menunggu dawuh dari keraton. Seluruh sumber daya kampus akan kami optimalkan untuk kerja-kerja kebudayaan ini,” Suminto A Sayuti, budayawan dan sekaligus Guru Besar FBS UNY. [dby]