AJARKAN PENGETAHUAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK MELALUI MOI-MÊME

FBS-Karangmalang. Kekerasan seksual pada anak semakin marak terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya peran orangtua dan pendidik dalam mengenalkan pendidikan seksual sejak dini pada anak. Mereka masih merasa tabu mengenalkan hal-hal demikian, padahal kebutuhan informasi mengenai pendidikan seksual sangat diperlukan oleh anak demi menjaga dirinya dari potensi kekerasan seksual. Orangtua dan pendidik juga masih kesulitan dalam mendapatkan media atau alat peraga pendidikan seksual yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Melihat permasalahan tersebut, sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Antonius Fery Darmawan (Pend. Bahasa Prancis), Puji Nur Hidayat (PGSD), dan Lutfiyatul Husna Romadhoni (Pend. Bahasa Prancis) memiliki ide untuk mengembangkan suatu alat peraga pendidikan seksual bagi anak berupa Lift the Flap Book yang diberi nama Moi-Même (baca: mwamem). Penelitian dan pengembangan produk ini dilaksanakan sejak bulan Maret hingga bulan Juni 2017 dengan dengan pembimbing ibu Dra, Norberta Nastiti Utami, M.Hum.

Menurut Fery, “Moi-Même berasal dari bahasa Prancis yang berarti ‘diriku’. Alat peraga ini berbentuk lift the flap book atau buku berjendela yang dapat dibuka dan ditutup dimana di dalamnya memuat materi berupa gambar yang akan disampaikan oleh orangtua atau pendidik. Gambar-gambar pada buku Moi-Même berkaitan dengan diri anak terutama bagian tubuh pribadi yang harus dilindungi agar anak terhindar dari kekerasan seksual.”

“Moi-Même ditujukan bagi orangtua atau pendidik dengan sasaran anak di bawah usia 7 tahun atau mereka yang masih duduk di bangku TK. Di dalam buku tersebut juga terdapat pengenalan orang-orang yang boleh memegang dan menyentuh bagian tubuh anak, pengenalan macam-macam sentuhan, pengenalan orang-orang terdekat yang dapat melakukan kekerasan seksual, hingga tindakan yang harus dilakukan anak ketika mengalami tindakan kekerasan seksual. Tidak lupa kami menambahkan buku panduan untuk orangtua atau pendidik sebagai pedoman menggunakan Moi-Même. Pedoman ini berisi penjelasan lebih lanjut dari gambar-gambar yang ada pada lift the flap book tersebut,” imbuh Puji.

“Penggunaan buku ini membutuhkan peran dan pendampingan yang lebih dari orangtua dan pendidik. Sehingga dengan adanya buku ini, kami berharap agar orangtua dan pendidik tidak lagi merasa tabu dalam mengenalkan pendidikan seksual sejak dini pada anak. Dengan begitu, diharapkan pemahaman anak mengenai informasi yang benar mengenai seks dapat bertambah. Upaya ini juga bertujuan untuk mencegah anak melakukan perilaku-perilaku menyimpang yang berhubungan dengan seks dan mencegah anak agar tidak mengalami kekerasan seksual,” ujar Husna. Atas gagasan ketiga mahasiswa tersebut, pengembangan Lift the Flap Book Moi-Même berhasil meraih pendanaan dari Ditjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH).[antoniusfery/pbprancis]