Yudisium FBS Oktober 2015

FBS-Karangmalang. Suasana yudisium Fakultas Bahasa dan Seni UNY Senin, 2 November  2015  terasa berbeda dari  yudisium bulan-bulan sebelumnya. Keistimewaannya  terletak sosok Dr.Widyastuti Purbani, M.A. sebagai Dekan  FBS. Bagi beliau ini adalah pengalaman pertama dalam memberikan sambutan kepada para calon wisudawan bulan Desember 2015. Jumlah total peserta yudisium sebanyak 189 mahasiswa ikut menambah keistimewaan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin satu bulan sekali ini. Laporan Wakil Dekan II Drs. Sudarmaji, M.Pd. juga semakin menambah hangatnya suasana ruangan. Gemuruh tepuk tangan dan sesekali muncul gelak tawa peserta ketika Wakil Dekan II ini memberikan laporan yudisium dengan ciri khasnya santai, lugas dan penuh humor. Dalam sambuatannya dikatakan bahwa jumlah peserta yudisium  189 dengan rincian angkatan 2011 sebanyak 107 mahasiswa atau 56,61%, angkatan 2010 sebanya 23 mahasiswa 12,17%, angkatan 2009 9 mahasiswa atau 4,76 mahasiswa, angkatan 2008 sebanyak 45 mahasiswa atau 23 % dan angkatan 2007 sebanyak 5 atau 2,65 % dan rata-rata lama studi 5 tahun 1 bulan.
Peserta tercepat dan cumlaude diraih oleh Astika Nurwidyawati dari Prodi Bahasa Inggris dengan masa studi 4.02 tahun dengan IPK 3,76. Yang menarik dari Astika adalah, dia hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk menyelesaikan tugas akhirnya (skripsi). Peraih predikat cumlaude dalam yudisium akhir tahun ini berjumlah 40 mahasiswa.  Widi Astuti dengan IPK 3,86 dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  telah berhasil meraih predikat  cumlaude dan sekaligus menduduki IPK tertinggi. Peringkat kedua diraih oleh Masyhudi Lathif dari Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3,80 dan peringkat ketiga diraih oleh Retno Palupi Dyah Ambarsiwi dari Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3,77.

Dalam sambutannya Dekan FBS UNY Dr. Wdyastuti Purbani, M.A.  mengatakan, pertama bahwa setelah yudisium mereka telah mendapat gelar sarjana, artinya dengan gelar tersebut mereka dapat melanjutkan kegiatan akademik seperti sekolah S2 atau mencari pekerjaan atau bahkan menciptakan pekerjaan. Kedua, status sarjana menandakan bahwa mereka telah menjadi alumni UNY. Peran alumni ke depan sangat penting karena pengembangan institusi universitas harus melibatkan alumni seperti pengembangan kurikulum. Ketiga, gelar sarjana menandakan mereka akan bersaing dengan sarjana-sarjana lain karena kebijakan Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara (MEA) memberikan peluang kepada semua warga Asia Tenggara untuk berkompetisi apalagi baru saja pemerintah menginginkan menjadi anggota Trans Pasifik. Jika hal itu terjadi, maka mereka akan bersaing dengan orang di seluruh Pasifik. Ini tentunya jauh lebih berat karena di tingkat Asean saja mereka belum pasti bisa bersaing.(Iwan-Humas FBS)