WORKSHOP PELATIHAN PENELITIAN SASTRA FEMINIS

Keterangan Sumber Foto: 
Humas FBS UNY

WORKSHOP PELATIHAN PENELITIAN SASTRA FEMINIS

Untuk meningkatkan kompetensi penelitian sastra feminis, mulai dari persiapan pengetahuan konseptual, metode, sampai pelaksanan penelitian dan penulisan luaran penelitian, artikel jurnal dan prosiding seminar, HISKI KOMISARIAT UNY bekerja sama dengan Tim Peneliti Hibah Penelitian Dikti Prodi Sastra Indonesia FBS UNY menyelenggarakan Workshop penelitian feminisme bertajuk: "Mengenal dengan Asyik Beragam Penelitian Feminisme dan Cara Menulisnya".
Acara dilaksanakan hari Senin, 9 Agustus 2021 dimulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB secara daring. Sebanyak hampir 200 peserta dari seluruh penjuru Nusantara mengikuti kegiatan ini dengan antusias.
Nara sumber kegiatan Workshop adalah Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA (Guru Besar FIB UGM dan Dekan FIB UGM), dan Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum. (Guru Besar FBS UNY, ketua tim peneliti). Acara dibawakan oleh Dr. Yeni Artanti, M.Hum., dan bertindak sebagai Moderator Dr. Else Liliani, S.S., M.Hum. Acara diawali sambutan dari Ketua HISKI Komisariat FBS UNY Prof. Dr. Anwar Effendi, M.Si. dilanjutkan sambutan Dekan sekaligus membuka acara.
Dekan FBS UNY Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum. dalam sambutannya menyampaikan bahwa diskursus tentang kaum perempuan dan kedudukannya dalam kehidupan sosial adalah topik yang menarik. Biasanya perempuan ditempatkan di posisi minoritas yang umumnya terjadi pada masyarakat patrilineal. Dalam karya sastra yang menuliskan tentang feminisme di dalamnya bisa dikuak bagaimana struktur sosial masyarakat menghasilkan karya sastra, sehingga lahan penelitan feminisme sangat terbuka luas. Dan problematika perempuan menjadi salah satu tema yang penting untuk diteliti. Acara ini penting dan bermakna agar dapat diperoleh solusi masalah sosial dan dapat menyumbangkan penelitian karya sastra yang memcerminkan keadaaan masyarakat sesungguhnya.
"Harapan kami kegiatan ini mampu menjadi pendorong perkembangan ilmu dan teori sastra dan kehidupan karya sastra itu sendiri" demikian ujar Ibu Dekan.
Sudut pandang feminis dijelaskan oleh Prof. Wening Udasmoro, yakni melihat dunia dari perspektif perempuan dalam kehidupan sehari-hari, perempuan diposisikan sebagai yang mengkonstruksi dunia mereka sendiri secara sosial, dan perempuan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dari laki-laki dan ini harus diakui. Dalam closing statementnya prof. wening mengungkapkan bahwa penelitian feminis ini bersifat perspective based. Jadi dasarnya perspektif, ada pemosisian. Di satu sisi ada pengetahuan, di sisi lain ada perspektifnya. Untuk mengelola perspektif inilah yang sangat challenging, karena kita harus membongkar diri sendiri, dan melakukan migrasi dari apa yang sudah kita percaya.
Prof. Wiyatmi mengungkapkan bahwa penelitian berperspektif feminis bisa dilakukan siapa saja. Tidak harus perempuan, laki-laki pun bisa, bahkan di dunia ini banyak perempuan lebih berkesadaran maskulin dari laki-laki, begitu juga sebaliknya banyak lelaki yang justru berkesadaran feminin. (dwiretnosa_FBS)