Warung Hati UKMF Al-Huda

FBS-Karangmalang. Fenomena demam K-Pop yang menjangkiti anak muda Indonesia masa kini memicu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Al-Huda, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (UKMF Al-Huda FBS UNY) untuk membahasnya dalam acara Warung Hati yang bertemakan “K-Pop Holic, Gaul atau Galau” (23/5).

Banyak anak muda pada saat ini terbius oleh berbagai suguhan budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya Korea. Mulai dari musik, film, bahkan gaya berbusana yang disuguhkan sang idola dilahap begitu saja tanpa mempertimbangkan baik buruknya. Segala sesuatu yang beraromakan Korea seolah menjadi trend yang tak bisa dipisahkan dari gaya hidup mereka saat ini. Tak ayal, segala macam bentuk pengorbanan pun dilakukan mulai dari mengoleksi berbagai macam atribut yang berkaitan dengan sang idola hingga merogok kocek dalam-dalam sekadar menyaksikan penampilan sang idola secara langsung.

Tentu tak ada yang salah dengan hal tersebut namun sikap anak muda Indonesia yang berlebihan dalam menyikapi pengaruh asing yang masuk ke negeri ini tentu bukanlah masalah sepele. Kontrol diri terhadap segala bentuk pengaruh budaya asing yang mulai surut menjadi ancaman serius bagi kebudayaan asli bangsa ini.

Dalam pemaparannya Ustad Budiman selaku pembicara dalam acara tersebut pun mengamini hal ini. Ia menilai jika kondisi seperti ini dibiarkan secara terus-menerus maka akan membutakan mata hati dari nila-nilai kebaikan dan melenakan generasi penerus bangsa sehingga lupa akan budayanya sendiri.

“Hati kita akan jauh dari kebenaran dan ketenangan. Kita boleh mengagumi siapa saja tapi sebagai seorang muslim jangan lupa, kita memilki figur yang luar biasa untuk kita teladani yaitu Nabi Muhammad SAW. Ayo kita pelajari ajaran-ajarannya. Pegang teguh prinsip-prinsip Islam agar kita memiliki pemahaman yang jelas terkait segala hal baik yang mendatangkan kebermanfaatan bagi kehidupan kita dan hal buruk yang merugikan kita,” jelasnya.

Ia juga menilai perkembangan zaman yang pesat juga ikut mempengaruhi gaya hidup anak muda pada saat ini. Maraknya gadget yang ada dimasyarakat dianggap menjadi salah satu faktor yang mengubah pola pikir dan gaya hidup anak bangsa.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai anak-anak tingkat sekolah dasar yang sudah mulai memegang gadget canggih. Mereka dengan leluasa mengakses informasi apa saja tanpa kontrol yang jelas dari orang tua. “Kita seolah-olah diperbudak oleh teknologi,”  tambahnya.

Pembicara menghimbau agar anak muda Indonesia masa kini tidak secara mentah-mentah menelan pengaruh asing yang masuk ke negeri ini, oleh karena itu kesadaran untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan luhur bangsa dan nilai-nilai agama Islam perlu ditingkatkan. (Djwonga/Humasfbs)