Pagelaran Paes dan Busana Tradisional

(FBS-Karangmalang). Beberapa waktu lalu mahasiswa Pendidikan Seni Tari semester V melaksanakan ujian akhirnya di  Pendopo Tedjokusumo. Kali ini mahasiswa diwajibkan menggarap karya terbaik dengan mengkombinasikan rias wajah dan tata busana yang seimbang.
Mahasiswa diberikan  patokan atau pilihan yang ditentukan dosen, namun harus dikembangkan menurut pemikiran mahasiswa sendiri. Pilihan itu antara lain Paes Ageng Jogja, Paes Ageng Solo, Dodot Ageng Jogja, Dodot Ageng Solo, Gelung Bokor Solo dan Jogja, Sanggul Bali, Sanggul Kadal Menek, aneka sanggul kreasi cemara, sanggul kreasi pandan, Dodot Alit, dan busana Angkin.
Setelah selesai, mahasiswa yang berjumlah 43 orang lantas memamerkan hasil kerjanya melalui pagelaran. Salah satu kriteria penilaian adalah busana dan tata rias yang diperagakan oleh model itu tetap dapat digunakan untuk menari. Dengan kata lain, busana yang dikreasikan dapat digunakan dan nyaman untuk menari, sebab ada beberapa busana tradisional tertentu yang hanya dapat dikenakan tapi tidak nyaman apabila digunakan sebagai kostum tari.  Tantangan inilah yang harus diselesaikan mahasiswa Jurusan Tari FBS UNY.
Mahasiswa tari memang dituntut untuk selalu berkreasi dan dapat menghadapi berbagai macam masalah yang berkaitan dengan tari, baik itu tat arias, busana tari, maupun gerak tari itu sendiri. Ujian akhir yang pertama kali diwujudkan alam bentuk pagelaran ini diharapkan dapat membimbing mahasiswa menghadapi berbagai macam persoalan. Seperti juga yang dinyatakan Dosen Pembimbing Mata Kuliah Tata Busana, Parmularsih wulansari, M.Sn,  menuturkan, “Kami berharap dengan bekal ini mahasiswa dapat memiliki keahlian lain selain menari.” (Tica)